Sunday, October 28, 2012

Artikel : Waspada… DIOKSIN memicu PMS (Pre Menstrual Syndrome)

0 comments
“Kamu  marah-marah terus..lagi M ya??”.Kadang, sering kita dengar pertanyaan itu. Wanita yang suka marah-marah, penuh emosi, mudah tersinggung saat menjelang  waktu haidnya, (7-10 hari sebelum mens) berarti dia sedang mengalami Pre  menstruation syndrome (PMS). PMS adalah kumpulan gejala fisik, psikologi dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi  wanita. Survey yang dilakukan di AS tahun 1982 menyatakan sekitar 50% wanita  mengalami PMS dan di Indonesia kurang lebih 85% wanitanya mengalami PMS pada  usia 25-35 tahun.
Secara umum, gejala PMS dari segi fisik adalah nyeri perut dan  kembung, payudara bengkak dan kencang, sakit kepala, nyeri punggung, berat  badan bertambah, bengkak pada kaki dan tangan, retensi air, mula dan muntah,  nyeri otot dan persendian. Gejala psikis perilakunya bias meliputi mudah marah,  perubahan mood yang kentara, sedih dan kadang suka menangis, cemas, depresi,  mudah lupa, merasa kesepian, kurang konsentrasi, kurang berenergi, bingung,  tidak percaya diri, mudah lelah, insomnia, pusing, suka ngemil, haus, makan  berlebihan, ingin menyendiri, malas berinteraksi (sosial/pekerjaan), bahkan  hilang hasrat seksual.  Selain PMS,  sebenarnya, ada satu lagi gangguan yang lebih berat dari itu, yaitu PMDD  (Premenstrual dysphoric disorder), bedanya pada PMDD perubahan mood sangat  tajam sehingga dapat merusak hubungan sosial/pekerjaan. Sekitar 8% dari wanita  amerika menderita PMDD ini. 

Penyebab  PMS adalah perubahan siklus hormon dan perubahan kimia dalam otak (serotonin). Fluktuasi serotonin (neurotransmitter)  memainkan peran penting dalam mood dan bisa memicu gejala PMS.  Kurangnya jumlah serotonin tidak saja dapat menyebabkan depresi  pramenstruasi, tetapi juga kelelahan, nafsu memakan bertambah, masalah tidur, depresi, stress, pola makan yang buruk. 

Penyebab  gangguan hormonal sendiri dapat dikelompokan ke dalam faktor: toksin, stress, insulin dan gizi.  Berdasar  keempat faktor ini PMS dapat dicegah/diringankan dengan cara :
1. Konsumsi gizi seimbang dan kurangi garam, gula dan kafein; konsumsi karbohidrat  kompleks, serat dari sayur dan buah, cukupi asupan vitamin B kompleks yang  baik untuk sintesis neurotransmitter khususnya  dopamin dan serotonin
2. Terapi relaksasi dengan meditasi, yoga, tidur yang cukup
3. Olahraga dengan teratur, minimal 3x/minggu
4. Hindari pemakaian produk yang menghandung   toksin seperti DIOKSIN. Banyak penelitian yang menyatakan bahwa DIOKSIN berbahaya bagi kesehatan dan dapat mengacau sistem metabolisme hormonal wanita.  Sumber-sumber dioksin sangat banyak, diantaranya dari pembalut dan pantyliner yang terbuat dari bahan-bahan tidak berkualitas dimana  dalam proses pembuatannya menggunakan senyawa pemutih/klorin.

Dioksin  menguap dan masuk ke dalam sistem reproduksi  dan lama-kelamaan (20-30 tahun kemudian) bisa menyebabkan penyakit yang  menyerang organ reproduksi wanita, salah satunya adalah ketidakseimbangan  hormon yang mengacu pada ketidakseimbangan emosi. Pastikan menggunakan pembalut  dan pantyliner bebas dioksin agar bebas PMS sekaligus  mengurangi resiko berbagai gangguan/penyakit organ reproduksi wanita yang lainnya. 

(sumber : kkindonesia)



Post a Comment